Apa yang dimaksud dengan Bedah Laparoskopi Insisi ( sayatan ) Tunggal?
Laparoskopi tradisional memerlukan 3 sampai 4 sayatan dimulai dari 5 hingga 10 mm untuk dapat melakukan bedah/operasi. Untuk dapat melakukan operasi, sayatan tunggal pembedahan laparoskopi dilakukan dengan menggunakan sayatan tunggal 20 hingga 25 mm di umbilikus .


Bagaimana cara melakukannya ?
Terdapat beberapa cara untuk melakukan bedah laparoskopi sayatan tunggal. Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan alat / perangkat yang tersedia secara komersil seperti SILS Port dan Gel Port. Pada teknik ini, sayatan tunggal dibuat di umbilikus dengan ukuran 2 sampai 2,5 cm. Sayatan diperpanjang hingga ke rongga perut dengan memotong selubung rektus dan peritoneum dan kemudian perangkat tetap pada tempat tersebut. Kemudian dilakukan insulfalsi karbon dioksida ( CO2 ). Trokar yang berukuran 5mm hingga 10mm diletakkan kedalam port untuk memasukkan laparoskop dan instrumen agar operasi dapat dilakukan.

Metode yang kedua dilakukan tanpa menggunakan alat yang khusus tetapi dengan hanya menggunakan trokar yang umumnya digunakan pada bedah laparoskopi tradisional. Setelah membuat sayatan pada kulit yang berukuran 2,5 cm, kulit terlepas dari selubung rektus dan kemudian diberi jarak di sekitar sayatan dengan ukuran 1,5 cm yang dibuat untuk melepaskan kulit dari selubung rektus. Setelah ini, instrumen yang dinamakan jarum Veress digunakan untuk menyuntikan / memasukkan karbon dioksida ke dalam rongga perut dan untuk memisahkan dinding perut dan organ perut. Trokar dengan gelang karet yang sudah melekat dimasukkan ke dalam perut tepat di tengah sayatan yang telah dibuat sebelumnya. Laparoskop dengan kamera yang sudah terpasang dimasukkan kedalam perut dan gambar video yang diambil dari kamera di laparoskop ditampilkan di monitor video. Sumber cahaya yang kuat disalurkan ke dalam rongga perut untuk tujuan penerangan / pencahayaan. Dua trocar 5mm lainnya ditempatkan di kedua sisi untuk dapat memungkinkan berlalunya instrumen seperti gunting laparoskopi dan grasper untuk melakukan bedah/operasi. Di akhir operasi, semua alat / instrumen dilepas dan gas CO2 dikeluarkan dan kemudian umbilikus direkonstruksi.



Apa saja kelebihan dan kekurangan dari 2 teknik yang berbeda ini ?
Kelebihan / keuntungan menggunakan alat yang tersedia secara komersil adalah bahwa alat ini dirancang dengan ukuran yang pas dengan sayatan pada perut yang telah dibuat sehingga mencegah kebocoran karbon dioksida dan juga dapat dengan mudah untuk mengganti trokar dari 5mm ke 10mm saat operasi. Akan tetapi, alat ini harganya cukup mahal dan penggunaanya hanya untuk sekali pakai. Jarak antara trokar juga kecil , membuat operasi terutama ketika penjahitan menjadi sulit. Keuntungan dengan hanya menggunakan trokar adalah teknik ini lebih murah karena tidak memerlukan alat tambahan yang lain. Trokar juga dapat ditempatkan agak berjauhan, sehingga memiliki banyak ruang untuk dapat memudahkan diseksi dan penjahitan. Sementara kerugian dari teknik ini adalah apabila selubung rektus di sayat besar, kebocoran karbon dioksida dapat menyebabkan pembedahan menjadi sulit dan juga lebih sulit untuk mengganti trokar yang sudah ditempatkan di perut.
Lalu, apa saja keuntungan dari Bedah Laparoskopi Insisi
Tunggal ?
Bedah laparoskopi insisi tunggal memiliki banyak keuntungan seperti bedah laparoskopi tradisional. Keuntungan nya adalah :
- Rasa sakit / nyeri yang lebih sedikit pasca operasi.
- Fungsi usus dapat kembali dengan cepat.
- Kembali lebih cepat ke makanan padat.
- Lebih cepat untuk kembali ke rutinitas / aktivitas sehari.
- Mengurangi kemungkinan pembentukan bekas luka di perut.
- Mengurangi tingkat infeksi.
- Mengurangi pendarahan saat operasi.
- Rawat inap di rumah sakit lebih singkat.
- Pembesaran video membuat pengamatan yang lebih baik kepada dokter bedah untuk mengamati organ yang sakit dan pembuluh disekitarnya.
Keuntungan tambahan dari bedah laparoskopi insisi tunggal adalah hanya akan ada 1 bekas luka (lihat pada Gambar 19.4 dan 19.5) dan bekas luka tersembunyi di umbilikus. Karena sayatan tunggal , rasa sakit / nyeri pasca operasi juga dijamin lebih rendah dibandingkan dengan bedah laparoskopi tradisional.


Apa saja kerugiannya ?
Secara teknis ada tuntutan lebih bagi dokter bedah dalam melakukan operasi / pembedahan ini. Terdapat alat / instrumen yang bedesakkan di umbilikus dan ini akan menyebabkan keterbatasan dalam menggerakkan alat / instrumen ( triangulasi ).
Kandidat yang cocok untuk bedah laparoskopi insisi tunggal | ||
---|---|---|
1 | Insisi tunggal ligasi tuba bilateral dengan Filshi’es clip | ![]() |
2 | Insisi tunggal laparoskopi salpingooforektomi | ![]() |
3 | Insisi tunggal laparoskopi kistektomi untuk kista ovarium | ![]() |
4 | Insisi tunggal laparoskopi salpingektomi untuk kehamilan ektopik | ![]() |
5 | Insisi tunggal laparoskopi histerektomi total | ![]() |
6 | Insisi tunggal laparoskopi miomektomi | ![]() |
Ringkasan
Bedah laparoskopi insisi tunggal dilakukan dengan menggunakan sayatan tunggal 20 hingga 25 mm di umbilikus. Terdapat beberapa cara untuk melakukan operasi / bedah ini, ada tuntutan bagi dokter bedah secara teknis akan tetapi pasien memiliki beberapa keuntungan dari operasi ini.