Bab 31 – Bedah Laparoskopi untuk Adenomiosis

Bab 31 – Bedah Laparoskopi untuk Adenomiosis

Melakukan pembedahan untuk adenomiosis sangatlah menantang. Dua jenis operasi adenomiosis yang dapat dilakukan adalah :

1) Reseksi Parsial Adenomioma

2) Histerektomi.

1. Reseksi Parsial Adenomioma

Adenomia merupakan saat ketika adenomiosis terlokalisir ( lihat pada bab 4 ). Terdapat beberapa alasan mengapa operasi ini harus dipikirkan dengan matang-matang :

1) Pasien ingin mempertahankan rahimnya.

2) Perawatan medis telah gagal.

3) Dia menderita nyeri yang parah selama menstruasi ( dismenore ).

4) Dia mungkin menderita menstruasi yang berat.

5) Dia tidak dapat hamil atau mengalami keguguran yang berulang.

Dalam situasi seperti demikian sebuah keputusan dapat dibuat untuk mengeluarkan adenomioma.

Adenomioma biasanya terletak pada dinding posterior rahim. Tidak seperti fibroid, batas pada adenomioma tidak terdefinisikan dengan baik. Eksisi parsial adenomioma dapat dilakukan akan tetapi akan menjadi sulit untuk mengeksisi sepenuhnya. Sangatlah penting untuk diingat bahwa karena tidak mungkin untuk mengeksisi adenomioma sepenuhnya, penanganan gejala yang lengkap tidak dapat dijamin oleh operasi ini.

Eksisi adenomioma secara laparoskopi memiiki beberapa tantangan. Yang pertama adalah untuk memutuskan berapa banyak yang di eksisi. Yang kedua adalah eksisi harus dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan dokter bedah untuk menutup luka / cacat yang tertinggal setelah eksisi. Penjahitan luka dapat juga menjadi sulit dilakukan karena jaringan disekitar adenomioma biasanya rapuh (g) dan tidak mampu menahan jahitan dengan mudah ( simak video 31.1 Eksisi adenomia melalui laparoskopi ).

Simak Video 31.1
Eksisi adenomiosis secara laparoskopi
http://vimeo.com/159031690

Kasus 31.1 Kehamilan spontan setelah adenomiomektomi

Nyonya TLC pernah berkonsultasi dengan saya di tahun 2009 dengan masalah dismenore nya yang parah dan ketidakmpuan untuk dapat hamil. 5 tahun sebelum bertemu dengan saya, dia telah mempunyai 2 orang anak. Pemeriksaan telah menunjukkan rahim besar yang telah membesar dengan nodul di kantong Douglas. USG menyatakan rahim besar dengan nodul adenomiotik pada posterior yang berukuran 2,30 x 3,61 cm. Dia juga memiliki endometrioma kecil di kanan berukuran 1,47 x 1,61 cm. Dia menjalani kistektomi laparoskopi dan adenomiomektomi. Pasca operasi kondisi dia baik-baik saja. Dia hamil secara spontan dan telah melahirkan bayi melalui operasi caesar pada tahun 2014.

Pembahasan

Pada pasien ini adenomioma telah kecil dan terlokalisir serta dapat dieksisi hampir sepenuhnya. Sebagai hasilnya , pasien tidak mengalami dismenore lagi dan hamil setelah operasi. Pasien yang telah menjalani adenomiomektomi dan hamil setelahnya biasanya disarankan untuk menjalani operasi caesar elektif.

Gambar 31.1 USG menunjukkan adenomioma posterior
Gambar 31.2 Tampilan laparoskopi adenomioma uterus posterior
Gambar 31.3 Eksisi adenomioma uterus

2) Histerektomi

Histerektomi laparoskopi akan dapat meringankan sebagian gejala adenomioma pada rahim. Adenomioma sering ditemukan dengan endometriosis. Rahim dapat menjadi sangat besar dan melekat ke usus ( rektum dan sigmoid ) yang membuat histerektomi menjadi sulit untuk dilakukan. Rahim juga dapat menjadi sangat vaskular,menyebabkan perdarahaan selama operasi. Kadang-kadang pasien mungkin perlu untuk diberikan analog GnRH (g) untuk beberapa bulan guna mengurangi vaskularisasi endometriosis sebelum histerektomi laparoskopi dapat dilakukan dengan berhasil ( lihat pada bab 33 ).

Kasus 31.2 Histerektomi dilakukan untuk adenomiosis yang berat

Nyonya LH telah berkonsultasi dengan saya di tahun 2011. Dia telah menikah pada tahun 2001 dan belum memiliki seorang anak. Sebelumnya dia telah menjalani laparotomi dan kistektomi endometrioma di negara lain. Dia telah menderita dismenore yang parah / berat. Pemeriksaan telah menyatakan rahim yang berukuran 14 minggu kehamilan, dan rahim yang lunak . USG menunjukkan rahim membesar dengan dinding posterior yang menebal menyerupai adenomiosis. Terdapat endometrioma kecil di kanan dan lesi kistik yang memanjang di kiri yang berukuran 6,40 x 3,56 cm menyerupai hidrosalping. Dia menjalani laparoskopi. Dia memiliki adenomiotik uterus yang besar dengan adhesi panggul yang parah. Dia juga memiliki hematosalping di kiri dan endometrioma kecil di kanan. Kistektomi laparoskopi kanan, salpingektomi kiri dan reseksi parsial adenomiosis telah dilakukan. Dia kembali lagi 6 bulan setelah operasi dilakukan. Dia masih menderita dismenore tetapi rasa nyeri nya lebih ringan. Dia dianjurkan untuk melakukan IVF dan dia tidak kembali untuk tindak lanjut. Di tahun 2013 dia kembali menderita dismenore berat dan harus menjalani laparotomi dan histerektomi total abdominal di negaranya.

Pembahasan

Adenomiomektomi biasanya tidak menyeluruh karena sulitnya untuk memiliki demarkasi yang jelas akan luasnya adenomioma. Setelah adenomiomektomi, pasien mungkin akan mengalami rasa nyeri yang sedikit saat menstruasi. Karena pasien ini infertil, dia disarankan untuk hamil, saran hamil yang dipilih adalah dengan IVF. Akan tetapi, dia tidak melakukannya sehingga adenomiosis yang tersisa terus tumbuh dan itu menyebabkan rasa sakit dan akhirnya histerektomi harus dilakukan.

Ringkasan

Dalam kasus adenomiosis , dua jenis operasi dapat dilakukan , yaitu dengan Reseksi Parsial Adenomioma dan Histerektomi. Reseksi semua adenomiosis dengan sepenuhnya biasanya tidak memungkinkan. Hanya reseksi parsial dari bagian jaringan adenomiotik yang dapat dilakukan. Apabila ini dilakukan, pasien mungkin tetap menderita rasa sakit selama menstruasi dan bahkan mungkin mengalami menstruasi yang berat. Histerektomi biasanya akan dapat menyembuhkan semua gejala yang disebabkan oleh adenomiosis.

KONTENT

Copyrights © 2024 Selva’s Fertility, Obsterics & Gynaecology Clinic. All Rights Reserved.