Pendarahan pada rahim yang abnormal merupakan masalah ginekologis yang umumnya terjadi. Penyebab dari pendarahan rahim yang abnormal sangatlah banyak dan pembahasan komprehensif berada di luar cakupan bab ini.
Penyebab umum dari perdarahan uterus yang dapat didiagnosis dan ditangani dengan histeroskopi adalah :
1) Polip endometrium
2) Fibroid submukosa
3) Hiperplasia endometrium
4) Kanker endometrium
5) Produk konsepsi yang dipertahankan
6) Sakulasi pada bekas luka operasi caesar
1) Polip endometrium
Polip endometrium sering terjadi dan dapat menyebabkan pendarahan para rahim yang abnormal. Diagnosis polip ini dapat dilakukan dengan USG transvaginal, SIS ( saline infusion sonohyterography ) atau histeroskopi ( lihat Bab 6 ). Polipektomi dapat dilakukan selama Office Histeroskopi Diagnostik atau histeroskopi di bawah anestesi umum ( lihat Bab 37 ).
2) Fibroid submukosa
Fibroid yang menonjol kedalam rongga endometrium disebut dengan fibroid submukosa. Fibroid submukosa dapat di reseksi dengan histeroskopi ( lihat Bab 41 ).
3) Endometrial Hyperplasia
Ada banyak jenis dari hiperplasia endometrium dan beberapanya dapat berkembang menjadi kanker endometrium. Saat endometrium menebal, terutama pada wanita dengan pasca menopause, kanker endometrium dapat dicurigai. Terkadang hiperplasia berdampingan dengan kanker endometrium. Membuat diagnosis pada hiperplasia endometrium dengan histeroskopi dapat menjadi sulit. Hal ini karena saat distensi cairan yang digunakan saat histeroskopi, endometrium menjadi terkompresi yang membuat jaringan hiperplastik lebih sulit untuk divisualisasikan. Hiperplasia dapat menjadi fokal atau global. Hiperplasia endometrium dapat dicurigai saat :
1. Mukosa proyeksi fokus atau papiler dengan atau tanpa kista kelenjar terlihat.
2. Jairngan vaskuler abnormal dengan pembuluh atipikal terlihat.
3. Bukaan kelenjar yang penuh atau abnormal terlihat.
Pengambilan biopsi pada area yang abnormal dan melakukan kuretase pada endometrium akan mengkonfirmasi diagnosis hiperplasia endometrium.
4) Kanker endometrium
Histologi dibutuhkan untuk mendiagnosis kanker endometrium. Saat
histeroskopi , dapat dicurigai adanya kanker endometrium saat :
1. Papiler, polipoidal, nodular, atau campuran pertumbuhan endometrium yang terlihat dengan jaringan yang rapuh.
2. Ada nekrosis fokal pada jaringan.
3. Pembuluh atipikal dapat terlihat
Biopsi perlu untuk dilakukan dengan office histeroskopi, jumlah yang kecil dari jaringan yang diperoleh dengan menggunakan 5 French biopsy grasper (grasper untuk biopsi ). Dengan cara tradisional, kuretase dilakukan untuk mendapatkan jumlah jaringan yang cukup sehingga dapat menjadi lebih akurat dan diperoleh jumlah yang lebih besar dan lebih dalam pada jaringan endometrium.
5) Produk Konsepsi yang Tertahan
Produk konsepsi yang dipertahankan harus selalu dipertimbangkan saat perdarahan yang tidak teratur yang terlihat pada usia produktif wanita. Baru- baru ini biasanya terjadi dekat dengan masa kehamilan tetapi mungkin dapat terjadi beberapa bulan dan bahkan bertahun-tahun kemudian. Bagian-bagian dari tulang janin yang dipertahankan dapat dilihat pada USG seperti garis yang terang di dalam endometrium. Kadangkala histeroskopi dibantu dengan wire loop ( kawat lengkung yang beraliran energi ) dapat mengeluarkan fragmen tulang ini.
5) Sakulasi pada bekas luka operasi Caesar
Beberapa wanita mengalami menstruasi yang tidak teratur dengan bercak atau keputihan pada vagina setelah menstruasi. Wanita – wanita dengan kejadian seperti ini terkadang mengalami pengumpulan cairan di area bekas luka operasi caesar. sakulasi (g) dapat dilihat pada ultrasonogram. Dapat dilakukan histeroskopi untuk melihat bekas luka operasi caesar serta melihat apakah ada cacat atau jaringan endometrium yang menempel pada bekas luka. Biasanya ini adalah suatu kondisi jinak yang mungkin tidak memerlukan pengobatan / perawatan apapun akan tetapi jika persisten, penanganan sakulasi dapat dilakukan dengan laparsokopi atau laparotomi.
Ringkasan
Pendarahan rahim yang abnormal merupakan masalah ginekologis yang umum. Histeroskopi dapat membantu dalam mengevaluasi rongga rahim untuk patologi. Pada beberapa pasien, patologi ini dapat ditangani dengan histeroskopi.