Bab 4 – Adenomiosis

Bab 4 – Adenomiosis

Apa itu adenomiosis?

Adenomiosis merupakan kondisi dimana lapisan dalam rahim yang disebut endometrium ditemukan pada lapisan otot atau miometrium uterus .

Bagaimana adenomiosis bisa terjadi?

Saat endometrium menerobos miometrium, jaringan endometrium akan melapisi miometrium yang menyebabkan miometrium membesar dan terjadi adenomiosis. Jaringan endometrium pada miometrium dapat tumbuh dan mengakibatkan perdarahan. Adenomiosis mungkin hanya melibatkan satu bagian uterus saja. Ketika ini terjadi, nodul yang terbentuk disebut adenomioma.

Adenomiosis biasanya melibatkan bagian belakang atau belakang rahim. Terkadang seluruh rahim dapat membesar oleh adenomiosis.

Gambar 4.1 Tampilan samping menunjukkan adenomiosis yang melibatkan seluruh uterus
Gambar 4.2 Tampak samping menunjukkan adenomioma yang melibatkan dinding posterior

Mengapa adenomiosis terjadi?

Penyebab adenomiosis tidak diketahui. Telah dikaitkan dengan apapun yang menyebabkan trauma rahim, seperti operasi caesar, terminasi kehamilan dan bahkan kehamilan itu sendiri. Ini dapat menyebabkan pembatas antara endometrium dan mimoetrium menjadi rusak.

Gejala-gejala

Beberapa wanita mungkin saja tidak mengalami gejala sama sekali sementara yang lainnya mungkin memiliki gejala yang parah dan melemahkan. Gejalanya termasuk meningkatnya rasa nyeri saat selama menstruasi dan ovulasi, rasa sakit selama berhubungan intim, menstruasi yang berat dan berkepanjangan, pembekuan darah saat menstruasi, dan pendarahan yang berlebihan saat menstruasi.

Diagnosis

Adenomiosis dapat didiagnosis selama pemeriksaan panggul, USG atau MRI ( Magnetic Resonance Imaging ).

Adenomiosis seringkali dibingungkan dengan fibroid. Baik adenomiosis dan fibroid keduanya menyebabkan pembesaran rahim. Namun, fibroid biasanya tidak menimbulkan rasa sakit ketika menstruasi. Pada adenomiosis, pemeriksaan panggul dapat mengungkapkan rahim yang membesar dan nyeri karena tekanan pada rahim, serta kantong Douglas (g). Rahim biasanya membesar secara bersamaan pada adenomiosis, sebaliknya pada fibroid rahim mungkin terasa berlobus (g). USG abdominal dan transvaginal dapat menunjukkan rahim yang membesar. Saat melakukan USG, sangatlah penting untuk mencoba membedakan fibroid dari adenomiosis. USG akan menunjukkan bahwa tekstur dari fibroid berbeda dari miometrium. Biasanya mudah untuk dapat melihat garis demarkasi antara miometrium dan fibroid. Dalam adenomiosis tidak akan ada garis demarkasi yang jelas antara adenomiosis dan miometrium. Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat membantu dalam mengkonfirmasi diagnosis adenomiosis. Kerap kali, adenomiosis berdampingan dengan fibroid dan endometriosis. Namun, diagnosis hanya dapat dikonfirmasi setelah histerektomi telah dilakukan dan ahli patologi memeriksa rahim.

Gambar 4.3 Tampilan USG yang menunjukkan adenomiosis melibatkan bagian posterior uterus. catatan: tepinya tidak terdefinisikan dengan baik
Gambar 4.4 USG yang menunjukkan fibroid uterus dengan tepi yang jelas

Pengobatan

Pengobatan / perawatan akan tergantung pada gejala-gejala pasien yang dirasakan dan juga apakah kehamilan diinginkan oleh pasien. Wanita dengan adenomiosis memiliki peluang untuk hamil yang lebih rendah karena rahim “melawan” untuk implantasi embrio. Sehingga mungkin perlu menjalani Teknik Reproduksi Berbantu seperti IVF (fertilisasi in vitro).

Bagi wanita yang ingin mempertahankan rahimnya terdapat beberapa pilihan. Nyeri panggul dapat dihilangkan dengan obat penghilang rasa sakit dan analgesik yang disebut dengan obat antiinflamasi non steroid (NSAID). Ada banyak NSAIDS yg di jual di pasaran seperti: Mefenemic acid (PONSTAN®), Naproxyn (SYNFLEX®), Celecoxib (CELEBREX®) dan Etoricoxib (ARCOXIA®). Rasa nyeri dari adenomiosis disebabkan oleh menstruasi. Saat menstruasi terjadi, terjadilah perdarahan pada adenomiosis. Oleh sebab itu salah satu strategi untuk mengurangi rasa sakit dan menstruasi yang berat adalah mengurangi pendarahan menstruasi.

Pendarahan menstruasi dapat dikurangi dengan progesteron sintetik / buatan yang disebut dengan progestogen, pil konstrasepsi oral diminum secara terus menerus; Suntikan Depoprovera atau Mirena®.

Pil kontrasepsi oral biasanya diminum selama 3 minggu dengan berhenti minum selama 1 minggu untuk menginduksi menstruasi. Namun, 3 paket dapat diminum secara terus menerus selama 9 minggu dan kemudian diharuskan untuk berhenti minum selama 1 minggu. Dengan cara ini jumlah insiden dari menstruasi dalam setahun dapat dikurangi dari 12 menjadi 4 sehingga jumlah peristiwa nyeri dapat dikurangi juga. Mengurangi perdarahan menstruasi juga diyakini dapat mengurangi kecepatan dari pertumbuhan adenomiosis.

Depoprovera adalah metode kontrasepi dengan cara menyuntikan dan mengandung progesteron sintetik medroksi-progesteron asetat. Suntikan ini diberikan setiap 3 bulan sekali dan manfaat nya sama seperti meminum pil kb yang secara terus menerus diminum selama 3 bulan, Tujuan dari ini adalah untuk mengurangi pendarahan menstruasi. Masalah/efek samping yang di timbulkan dari metode suntik ini adalah menyebabkan menstruasi yang tidak teratur.

Pilihan metode lain adalah dengan menggunakan IUD hormonal yang disebut dengan Mirena®. Progestogen dalam Mirena®, levonogestrel, diserap oleh rahim dan ini menyebabkan penurunan pendarahan menstruasi sehingga dapat mengurangi rasa sakit dan mengurangi pertumbuhan adenomiosis yang cepat ( lihat gambar 3.9 )

Adenomioma dapat dipotong/dikeluarkan baik dengan cara laparoskopi atau dengan cara laparotomi dan ini disebut adenomiomektomi dan bisa meringankan gejala. Namun, tidak mungkin untuk mengeluarkan semua adenomioma karena batas nya tidak dapat terdefinisi dengan baik.

Pada pasien dengan gejala berat dan sudah menyelesaikan keluarganya, atau gagal dalam semua pengobatan lain, dengan hiterektomi akan dapat meringankan semua gejala.

Kasus 4.1 : IVF yang berhasil pada pasien dengan adenomiosis

WCD, seorang wanita yang berusia 31 tahun, telah menikah selama 6 tahun, dia datang menemui saya pada tahun 2013. Dia belum hamil sebelumnya. Dia telah menjalani kistektomi endometrioma bilateral dengan laparoskopi (saat itu dilakukan oleh ginekolog lain) dan setelah operasi dilakukan diberikan terapi agonis Gonadotropin Realizing Hormon (GnRH) (g) selama 6 bulan. Sebelumnya dia juga pernah mengalami siklus inseminasi intrauterin (IUI) yang gagal. Pemeriksaan dan USG menunjukkan rahim retrofleksi yang membesar (g). bagian belakang (posterior) uterus menebal dengan adenomioma berukuran 2.61 x 3.57 cm (Gambar 4.3). Indung telur nya terlihat tampak kecil. Dia diberitahukan tentang kehamilannya yang rendah karena adenomiosis dan dia telah memutuskan untuk menjalani siklus Invitrofertilisasi (IVF). IVF dilakukan pada tahun 2014 dan itu adalah siklus yang sukses. Dia melahirkan bayi laki-laki melalui operasi caesar pada bulan mei 2015, di negara lain.

Pembahasan

Adenomiosis mungkin merupakan kondisi yang paling sulit untuk wanita yang berusaha mencoba untuk hamil. Namun, kehamilan masih bisa terjadi sama seperti yang telah ditunjukkan oleh contoh kasus ini. Penting untuk mencoba kehamilan pada usia yang lebih dini karena pada wanita yang lebih tua disamping adenomiosis, usia akan menjadi faktor yang lain yang akan mengurangi peluang untuk dapat hamil.

Prognosis

Adenomiosis tergantung pada estrogen dan menopause dan itu akan menjadi obat yang alami serta tidak meningkatkan kemungkinan perkembangan kanker. Namun, karena lapisan endometrium telah menyerang miometrium, jaringan endometrium ini mungkin bisa berkembang menjadi kanker endometrium pada peristiwa yang langka.

Kasus 4.2 : Dismenore berat yang disebabkan oleh endometriosis dan adenomiosis diobati dengan injeksi Depoprovera®

Nona SGC, adalah seorang wanita yang belum menikah dan berusia 35 tahun serta mengunjungi saya pada tahun 2001. Dia telah menjalani laparotomi karena endometrioma pada tahun 1992. Dia mengeluhkan dismenore dan menstruasi yang berat. Pemeriksaan dan USG transabdominal menunjukkan beberapa fibroid uterus. Fibroid terbesar berukuran 3,7 x 4,3 cm. Dia berda dalam pengamatan secara teratur dan fibroid terus tumbuh. Di tahun 2004 fibroid terbesar berukuran 6,71 x 5,29 cm. Dia juga memiliki kista ovarium kecil. Dia menderita dismenore yang berat dan menggunakan analgesik selama menstruasi. Dia menjalani laparotomi. Fibroid multipel dihilangkan dan adhesiolisi dan kistektomi juga telah dilakukan. Pasca operasi, dia menerima 3 dosis suntikan agonis GnRH bulanan (g). Dia menderita sakit kepala saat menjalani pengobatan ini dan obatnya diganti ke dimetriose selama 2 bulan. Setelah itu, dia menghentikan semua pengobatan. Dia datang lagi untuk berkonsultasi pada bulan Mei 2006, mengeluhkan sakit parah selama menstruasi (dismenore) selama beberapa bulan sebelumnya. Pemeriksaan dan USG menunjukkan endometrioma dengan ukuran 3,09 x 5,47 cm dan uterusnya juga besar menyerupai adenomiosis. Dia diberikan pilihan antara histerektomi atau suntik Depoprovera® yang mana sudah dijelaskan antara kelebihan dan kekurangan dari keduanya. Akhirnya dia memilih injeksi dan sejak itu dia telah menerima suntikan , 3 bulanan. Awal haid nya tidak teratur akan tetapi dia belum menstruasi selama 6 tahun terakhir. Dia tidak menderita sakit apapun dan kini ukuran rahimnya normal dan kista ovariumnya telah hilang.Kini dia berusia 49 tahun dan saya merencanakan untuk menghentikan suntikan pada tahun depan (2006) yakni di usianya yang ke 50 tahun.

Pembahasan

Dismenore yang disebabkan oleh adenomiosis akan sangat merepotkan bagi pasien.Histerektomi memang merupakan pengobatan yang pasti.Namun, bagi wanita yang tidak ingin menjalani pengobatan histerektomi, terapi medis bisa dijadikan sebagai pilihan.Pasien ini enggan menjalani histerektomi dan telah menjalani suntik Depoprovera® selama 9 tahun

Ringkasan

Adenomiosis merupakan salah satu kondisi yang paling sulit untuk diobati dan juga merupakan penyakit yang sulit untuk didiagnosis.Wanita yang menderita adenomiosis akan mengalami kesulitan untuk hamil dan nyeri yang sulit dikendalikan pada saat haid.Bagi pasien yang telah menyelesaikan keluarganya, histerektomi akan meringankan semua gejala.

Simak Video 4.1
Adenomiosis
https://vimeo.com/149611964

KONTENT

Copyrights © 2024 Selva’s Fertility, Obsterics & Gynaecology Clinic. All Rights Reserved.