Bab 7 – Kehamilan Ektopik

Bab 7 – Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terjadi saat sel telur yang telah dibuahi mengendap dan tumbuh sebagai kehamilan di lokasi yang lain diluar lapisan dalam rahim. Karena lokasi-lokasi lain ini tidak besar atau tidak seperti lokasi di dalam rahim , ketika kehamilan bertumbuh dapat menyebabkan area tersebut pecah dan berdarah. Umumnya tempat dimana kehamilan ektopik terjadi adalah di tuba falopi (98%) dan karena itulah biasanya disebut dengan kehamilan tuba. Kehamilan tuba dapat tumbuh di ujung infundibular dan fimbriae (5% dari semua ektopik), bagian ampulari (80%), isthmus (12%), dan juga bagian cornual dan interstitial dari tabung (2%). Namun juga dapat terjadi di lokasi lain seperti ovarium, serviks, dan rongga perut. Kehamilan ektopik terjadi sekitar satu dari 50 kehamilan.

Gambar 7.1 Situs umum kehamilan ektopik

Kehamilan Ektopik merupakan keadaan medis darurat dan dapat mengancam jiwa. Dapat pecah dan menyebabkan pendarahan internal. Kehamilan ektopik seharusnya didiagnosis dan diobati sejak dini karena pendarahan yang parah dapat menyebabkan kematian. Kehamilan itu sendiri jarang bertahan dan tidak bisa dipindahakan ke dalam uterus/rahim. Kehamilan ektopik tetap menjadi penyebab kematian yang utama terkait pada kehamilan trimester pertama.

Dalam kasus langka, kehamilan ektopik dapat terjadi bersamaan dengan kehamilan intrauterin. Ini yang dimaksud sebagai kehamilan heterotopik.

Gambar 7.2 Kehamilan tuba kiri
Gambar 7.3 Kehamilan ovarium kanan
Gambar 7.4 Kehamilan cornual kanan

Faktor resiko untuk kehamilan ektopik

Kehamilan yang normal terjadi apabila sel telur dan sperma bertemu di tuba falopi. Embrio yang telah dihasilkan memerlukan perjalanan ke rahim sebelum menanamkan pada lapisan rahim. Apapun yang menghalangi proses ini bisa menyebabkan kehamilan ektopik.

Kehamilan ektopik terjadi ketika ada gangguan pada anatomi normal tuba falopi. Lapisan dalam tuba falopi dilapisi dengan proyeksi seperti rambut yang dinamakan silia. Pengangkutan oosit ( telur ) dan embrio, dari ujung fimbrial ke rongga rahim dibantu oleh silia ini. Apabila silia rusak, pengangkatan yang tepat bisa menjadi terganggu, dan dapat menyebabkan embrio tidak mampu untuk mencapai rongga rahim dan karena itulah dapat menempel pada tuba falopi yang menuju ke kehamilan ektopik. Beberapa resiko yang bersangkutan antara lain:

1) Pasien yang sebelumnya pernah mengalami kehamilan ektopik memiliki resiko tinggi mengalami lebih banyak kehamilan ektopik.

2)  Kelainan kongenital tuba falopi dapat menyebabkan implantasi embrio abnormal yang menyebabkan kehamilan ektopik.

3)  Pembedahan tuba falopi seperti ligasi tuba dan perbaikan saluran dapat menyebabkan jaringan parut dan gangguan pada anatomi normal tuba dan meningkatkan resiko kehamilan ektopik.

4)  Infeksi pada panggul ( penyakit radang panggul ) adalah faktor resiko kehamilan ektopik yang lain. Penyakit seks menular seperti gonore dan klamidia dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan dalam tuba falopi yang mengarah kepada kehamilan ektopik. Wanita yang memiliki banyak pasangan seks cenderung memiliki resiko tinggi terkena penyakit seks menular dan karenanya memiliki insiden tinggi kehamilan ektopik.

5)  Adanya endometriosis, fibroid dan adhesi panggul ( jaringan parut ) dapat menyebabkan tuba falopi menyempit. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada transportasi embrio, yang menyebabkan implantasi pada tuba falopi.

6)  Alat kontrasepsi IUD ( intrauterine contraceptive device) efektif dalam mengurangi kejadian kehamilan intrauterin namun tidak pada kehamilan ektopik. Dengan demikian, apabila seorang pasien hamil karena IUD, dia akan memiliki peluang lebih lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik. Akan tetapi, insiden kehamilan dengan IUD sangat rendah.

7)  Merokok ketika waktu pembuahan dapat mempengaruhi pergerakan siliaris dan juga dihubungkan dengan peningkatan resiko kehamilan ektopik. Resiko ini juga diamati tergantung dosis, yang mana berarti resikonya tergantung berdasarkan kebiasaan dari masing-masing wanita dan meningkat pada jumlah rokok yang dihisap.

Akan tetapi, penting untuk dicatat bahwa kehamilan ektopik bisa terjadi juga pada wanita yang tidak memiliki faktor resiko seperti faktor resiko yang disebutkan diatas.

Tanda-tanda dan Gejala

Tanda-tanda dan gejala klasik pada kehamilan ektopik meliputi :

1) Absennya Periode Menstruasi ( amenore )

2) Pendarahan vagina yang tidak biasa

Pendarahan bisa lebih berat atau bisa juga lebih ringan dari menstruasi yang biasa

3) Nyeri perut

Rasa sakit biasanya pada satu sisi dan di perut bagian bawah

Wanita mungkin tidak menyadari jika dia hamil. Tanda-tanda dan gejala kehamilan ektopik biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah periode menstruasi terakhir, tetapi dapat kembali terjadi jika kehamilan ektopik tidak terletak di tuba falopi. Gejala-gejala kehamilan yang lain ( sebagai contoh , mual-mual dan ketidaknyamanan pada payudara, dsb ) juga dapat terjadi pada kehamilan ektopik.

Jika kehamilan ektopik telah pecah, maka gejalanya adalah sebagai berikut:

1) Tiba-tiba, nyeri perut pada bagian bawah menyebar ke seluruh perut

2) Berkeringat, sakit kepala yang ringan, atau pingsan

3) Ambruk atau syok akibat pendarahan internal

4) Nyeri pada ujung bahu – ini terjadi karena akibat pendarahan internal yang mengiritasi diafragma (g).

Diagnosis Kehamilan ektopik

Diagnosis kehamilan ektopik dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengambilan riwayat yang baik dari pasien diikuti dengan pemeriksaan panggul dan USG transvaginal. Karena perdarahan pervaginam yang tidak teratur, beberapa wanita bahkan mungkin tidak mengetahui bahwa mereka hamil. Pasien mungkin mengalami nyeri perut .Pemeriksaan panggul dapat menunjukkan nyeri dan boggines ( kenyal dikarenakan kandungan cairan yang tinggi ) di bagian serviks posterior. Massa panggul dapat dirasakan selama pemeriksaan panggul. Urin kehamilan dan / atau beta serum test HCG ( subunit beta human chrorionic gonadotropin ) digunakan untuk mengkonfirmasikan kehamilan.USG transvaginal adalah test yang paling bermanfaat untuk memvisualisasikan kehamilan ektopik. Pada test ini, probe USG di masukkan ke dalam vagina, dan gambar panggul akan terlihat pada monitor. Biasanya tidak akan ada kantong kehamilan di rongga rahim yang mengarah kecurigaan terhadap kehamilan ektopik. USG transvaginal mungkin menyatakan kantung kehamilan ektopik dekat ovarium dalam kebanyakan situasi,itu mungkin hanya mengungkapkan massa di area tuba falopi yang mempertambah kecurigaan kehamilan ektopik. Beberapa cairan biasanya akan dapat terlihat di bagian posterior uterus ( kantung Douglas ). Ketika kehamilan ektopik dikonfirmasi, maka pengobatan yang sesuai akan dianjurkan. Akan tetapi, ketika semua test selesai dilakukan dan tidak dikonfirmasi, laparoskopi diagnostik mungkin dilakukan untuk membuat visualisasi struktur pada perut dan panggul, dengan demikian letak kehamilan ektopik terungkap.

Gambar 7.5 Gambar USG menunjukkan tidak ada kantung kehamilan di rongga rahim dan cairan di kantung Douglas
Gambar 7.6 USG menunjukkan kehamilan ektopik dengan kantung kehamilan dan gema janin di tuba falopi. Terdapat aliran darah disekitar tuba falopi.

Resiko kesehatan dari kehamilan ektopik

Reabsorpsi spontan dari kehamilan ektopik dapat terjadi. Tetapi, insiden yang sebenarnya dari kejadian ini tidak diketahui. Tidaklah mungkin untuk mengetahui pasien yang mana yang kehamilan ektopik nya dapat dihentikan secara spontan. Karena kehamilan ektopik terletak di tempat yang tidak seharusnya untuk implantasi embrio, pecahnya kehamilan ektopik dapat terjadi. Kehamilan ektopik dapat menyerang pembuluh darah atau arteri, yang mana dapat menyebabkan pendarahan. Hal ini dapat mengancam jiwa dan akan memerlukan pembedahan segera untuk menghilangkan kehamilan ektopik. Resiko kesehatan lainnya adalah bahwa darah di panggul dapat menyebabkan adhesi dan jaringan parut dapat juga menyebabkan kesulitan untuk hamil di masa depan atau meningkatkan kemungkinan adanya kehamilan ektopik yang akan datang.

Opsi pengobatan

Opsi pengobatan / perawatan untuk kehamilan ektopik termasuk observasi, laparoskopi, laparotomi, dan pengobatan. Beberapa kehamilan ektopik akan sembuh dengan sendiri nya tanpa perlu intervensi yang lainnya. Namun, resiko ruptur kebanyakan wanita yang didiagnosis karena kehamilan ektopik di obati dengan pengobatan atau operasi.

1) Operasi

Terdapat 2 cara melakukan operasi yaitu laparotomi dan laparoskopi. Laparoskopi adalah metode operasi yang paling disukai. Namun pada beberapa situasi seperti wanita dengan adhesi masif panggul atau ketika terdapat perdarahan yang terlalu berlebihan, mungkin laparotomi dilakukan. Terdapat beberapa cara untuk menghilangkan kehamilan ektopik. Pada awal kehamilan ektopik yang tidak pecah, salpingostomi dapat dilakukan. Di sini, sayatan dilakukan di tuba falopi dan kehamilan ektopik diangkat, meninggalkan utuh tuba falopi. Namun apabila tabung telah pecah, akan mungkin sulit untuk menyelamatkan tuba falopi dan mungkin diperlukan pengangkatan tuba falopi )salpingektomi (lihat bab 26).

Gambar 7.7 Salpingotomi

Kasus 7.1 : Hamil setelah operasi laparoskopi untuk kehamilan ektopik

Nyonya NM, adalah seorang wanita yang berusia 32 tahun, pertama kali bertemu dengan saya pada bulan Mei 2013. Dia tengah hamil dengan usia kehamilan 7 minggu. USG menunjukkan 2 kantung kehamilan intrauterin terbentuk dengan baik tetapi tidak terlihat aktivitas jantung pada janin di kantung kehamilan, sehingga menunjukkan bahwa janin mengalami keguguran. Dia menjalani evakuasi hasil konsepsi. 2 bulan kemudian dia hamil kembali. Sayangnya, itu adalah kehamilan ektopik tuba kiri dan dia harus menjalani laparoskopi salpingektomi kiri pada bulan Agustus 2013 (lihat video 26.2). Dia menjalani histerosalpingogram (HSG) pada bulan November 2013. Tuba falopi kanan paten ( tidak diblokir ). Kontras (g) terlihat pada tuba falopi kiri namun tidak ada tumpahan kontras yang terlihat dari ujung fimbria. Dia tidak dapat spontal hamil setelah itu dan menjalani inseminasi intrauterin (IUI) (g) di bulan April 2014. Akhirnya dia hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan.

2) Terapi Medis

Pengobatan medis meliputi penggunaan obat anti-kanker yang dinamakan methotrexate. Obat ini bekerja dengan cara membunuh sel-sel plasenta yang tumbuh, dengan demikian menginduksikan keguguran pada kehamilan ektopik. Pengobatan ini biasanya dianjurkan untuk pasien dengan awal kehamilan ektopik yang tidak pecah. Selagi pengobatan ini dilakukan, test beta serum HCG serial harus dilakukan. Pengobatan dianggap efektif apabila levelnya pada tren menurun. Keuntungan dari pengobatan medis ini ialah bahwa pasien tidak perlu menjalani operasi dan akan tetap memiliki tabung falopi nya. Kerugiannya adalah, pada beberapa pasien, kehamilan ektopik mungkin tidak sembuh dan pasien tetap memerlukan operasi. Yang di khawatirkan adalah pecah nya kehamilan ektopik yang dapat terjadi saat tengah menjalani pengobatan ini dan kemungkinan memerlukan operasi darurat. Histerosalpingografi biasanya dilakukan untuk menafsirkan patensi tuba falopi beberapa bulan setelah pengobatan yang berhasil menggunakan methotrexate.

Prognosis – Kesuburan masa depan

Kesuburan setelah kehamilan ektopik tergantung pada beberapa faktor, yang terpenting adalah apakah pasien memiliki riwayat infertilitas sebelumnya. Pilihan pengobatan, apakah bedah atau non-bedah, juga sama-sama memainkan peranan yang sangat penting. Sebagai contoh, tingkat kehamilan intrauterin mungkin lebih tinggi setelah pengobatan methotrexate dibandingkan pengobatan dengan operasi. Tingkat kesuburan mungkin lebih baik setelah salpingostomi daripada salpingektomi.

Simak Video 7.1
Kehamilan ektopik
https://vimeo.com/149705868

Ringkasan

Kehamilan ektopik terjadi ketika telur yang telah dibuahi mengendap dan tumbuh di lokasi lain selain di lapisan dalam rahim. Area/tempat yang paling umum pada kehamilan ektopik adalah tuba falopi. Kehamilan ektopik merupakan keadaan medis yang darurat. Diagnosis biasanya dilakukan dengan test positif kehamilan dengan tanpa adanya kantung kehamilan dan massa di luar rongga rahim . Opsi pengobatan termasuk operasi dan/atau terapi medis.

KONTENT

Copyrights © 2024 Selva’s Fertility, Obsterics & Gynaecology Clinic. All Rights Reserved.